Sejarah Desa Embalut
Desa Embalut adalah salah satu Desa di Kecamatan Tenggarong Seberang , Kabupaten Kutai Kartanegara, Propovinsi kalimantan Timur
Letak geografis Desa Embalut berada di pesisir sungai Mahakam
Sejarah Asal Usul Dan Legenda Desa Embalut
Desa Embalut zaman dahulu pada kerajaan Kutai adalah sebuah Rantau yang melengkung diantara desa Loa Tebu dan Desa Separi. Desa Embalut terdiri dari Rantau Panjang yang ditengah Sungai Mahakam ada sebuah pulau kecil yang konon cerita legenda hasil ulah orang sakti yang bernama Ayus, Ongo, Silu dan Aji Jawa. Pulau tersebut dulunya adalah sebuah Lingkaran Tanjung dan Teluk Sungai Mahakam yang berbentuk huruf U seperti Paruh Burung. Konon cerita Tanjung yang berbentuk Paruh itu didorong oleh Silu dengan tongkat atau tanggar, bahasa orang Kutai sehingga menjadi sungai lintasan kemudian sisa Tanjung tersebut menjadi sebuah pulau yang sekarang disebut Pulau Yupa. Desa Embalut terdiri dari luasan daratan dan sungai Mahakam yang berbatasan dengan Loa Tebu, Bengkinang, Loa Bukit, Kampung Kajang/Dompo, kemudian Separi/Batu Dinding. Sedangkan Wilayah Desa Embalut pada waktu itu Tanjung Batu, Peruyu, Bantaian, Pulau Yupa, Loa ila, Loa Palong, Haor Berduri, Sembereng, Teluk Merembang, Loa Manik, Telok Tepen, Sungai Plajawan, Sungai Embalut, Daerah Daratan, Rapak Penjalin, Nusa Telihan, Gunung Bantaian, Gunung koangan/Menggeris Koangan, Sepan Dolo, Gunung Paci, Gunung Putang, Mata air, Gunung Bangko, Datar Toga, Gunung Kapur, Sungai Dam, Datar Merading, Pondok Kolor, Lepau Pinang, Gunung Kuburan, Rapak Paku, Kayu Wara Kuning, Datar Durian, Gunung Buluh, Gunung Kelawar, Tanah Habang, Gunung Jamuan, Gunung Sahang, Gunung Tonjet, Gunung Pisang, Lebaho Belingkar, Empasang, Kayu Wara Buko, Datar Merading, Barambai arah Samarinda.
Dulu sebelum disebut Kampong Embalut rantauan ini adalah Teluk yang mana diseberang adalah Tanjung yang melengkung dibagian hulu berbatas dengan Separi disebut Teluk Tepen disitulah tempat orang pertama yang tinggal di Embalut namanya Puan Jalung yang konon katanya orang tersebut datang dari tanah hulu atau pedalaman dari suku Benuak Muara Ohong dan masih memeluk ajaran Animisme, Puan Jalung termasuk orang yang punya harta dan kejayaan kalau di Jawa disebut Empu. Puan Jalung tinggal di atas gunung yang letaknya dipinggir sungai yang berteluk yang sekarang dibangun Masjid Al-Isro’ di RT 1, batas Desa Embalut kehilir adalah Tanjung Batu yang berbatasan dengan Desa Loa Bukit yaitu sungai Kelowe/Tuwayan sedangkan diseberang berbatasan dengan Desa Loa Tebu, Peruyu dan Bengkinang.
Asal usul Teluk Tepen dulu sesudah Puan Jalung pindah ke Gunung Kelelawar untuk bertapa di dalam gua yang dibaut oleh Puan Jalung untuk menaruh barang pusaka atau benda yang dimilikinya dan gua buatan tersebut ditunggu oleh 2 ekor anjing peliharaan dan menjaga dimuara/depan gua, di dalam gua ada ular besar yang menjaga Batu Permata dan perhiasan yang dimiliki Puang Jalung. Konon cerita Puan Jalung tersebut sampai saat ini masih ada dalam pertapaan di Gunung Kelelawar tersebut, Teluk yang ditinggal pindah ke Gunung Kelelawar baru saja dibuat nama pada zaman Aji Sultan Parikesit. Ada seorang wanita yang dulu menjadi kesayangan Aji Sultan Parikesit yang bernama Soyok yang berasal dari tanah hulu Desa Sabintulung, Soyok tersebut pandai nyinden kata Jawa atau meningkil kata Kutai dan tari Jepen. Soyok tinggal di Teluk tersebut dan setiap hari meningkil dan bejepen. Aji Sultan Parakesit sering datang kerumah atau pondok beliau. Kebanyakan orang datang ke teluk ini untuk menonton jepen dan tingkilan nenek Soyok, ada sebagian masyarakat menyebut teluk tersebut karena tempat berjepen maka disebutlah Teluk Jepen kemudian lama kelamaan Teluk tersebut disebut Teluk Tepen.
Di Gunung Kelelawar banyak satwa yang tinggal, gunung ini terkenal sangat angker karna banyak binatang orang utan yang ganas, kaliawat atau wak-wak, monyet dan binatang lainnya seperti singa, anjing hutan dan yang paling banyak adalah binatang kelelawar, dipagi hari suara binatang ramai berkicau yang paling merdu suaranya adalah kaliawat atau wak-wak inilah hiburan penghuni Desa Embalut dan pada sore hari banyak kelelawar yang berterbangan di gunung tersebut karna banyaknya kelelawar yang menghuni gunung maka warga desa Embalut menamakan Gunung Kelelawar.
Asal Usul Desa Embalut sebelum zaman penjajahan Belanda atau kira-kira 200 tahun yang lalu banyak orang yang datang dari ulu kehilir untuk mencari penghidupan pada zaman kerajaan dinamakan Benua adalah tempat bermukimnya sekelompok orang, pada zaman Kerajaan Kutai Kartanegara masih jaya sebagian orang bangsawan bermukim di wilayah Embalut untuk bercocok tanam, pada masa itu wilayah yang dimukimi adalah Pulau Yupa, Peruyu, Bantayan, Loa Palong dan Haor Beduri terbukti dengan adanya makam-makam tua di Pulau Yupa, Peruyu dan Loa Palong.
Di Desa Embalut yang konon ada beberapa orang saja yang tinggal membuat huma atau ladang orang yang tinggal di Embalut adalah pendatang dari tanah hulu seperti Boyok Koe, Datuk Utih, Petinggi Daud, Boyok Jumpret/Arsad dari Muara Pahu, Boyok Kumeng, Datok Iyem, Datok Biang, Nenek Jalel, Datok Dul/Nenek Panau, Datok Korek atau Abdul Rahman adalah Datuk Penulis sendiri dari Bongan, Datok Kelip dari Muara Kedang, Puan Muji tukang pandai yang bermukim dari gunung Leburan dari Muara Ohong/Dayak Benuak, Tanjung Isui, Muara Bengkal, mereka berasal dari keturunan Kutai, Dayak Benuak dan Banjar dibuktikan dengan adat budaya Belian dan belaboh untuk Buaya, Kapitaya, Hindunisme, Budanisme dan Islam champa, menjamu atau memotong kerbau atau sapi kepalanya dikubur untuk hantu penguasa Hutan Rimba. Diujung kehilir ada sebuah sungai yang konon katanya dimuara sungai tempat orang behuma banyak pohon kayu yang diberi nama Embalut dan kayu ini berdaun lebat seperti daun Jati, Dari pohon kayu inilah warga sepakat Rantau dan sungai ini dinamakn Desa Embalut.
Pemerintahan Depinitif Desa Embalut berdiri dari tahun 1947, sebagai Kepala Pemerintahnya/Petinggi kata orang dulu yang diartikan Pejabat Tinggi Kampong adalah DAUD yang berasal dari Muara Pahu dan Wakil Petinggi adalah M.Hasnan pada saat itu Tanjung Batu termasuk wilayah Desa Embalut dan diwakili oleh Awang Ahmad dari Tanjung Batu.
Pada tahun sebelum merdeka masih kekuasaan raja Kutai Desa Embalut dipimpin oleh Awang Orga dan pada tahun 1945 merdeka sampai 1947 Petinggi Kampong masih dijadikan satu bergabung dengan Desa Separi Awang Orga sebagai Petinggi dan Daud adalah Wakil di Embalut dan sebelum merdeka ada cerita desa Embalut dipimpin oleh orang dari kerajaan yang bernama Awang Banjar yang tinggal di Pulau Yupa.
Pada tahun 1970 di Desa Embalut sesudah akhir masa Banjir Cup penebangan hutan pengambilan kayu log atau pembukaan penebangan kayu hutan besar-besaran ditutup, dan masuklah Perusahaan Mechanic yang menebang kayu HPH di Desa Embalut adalah CV. Kayu Mahakam yang dibuka oleh Raden Aflus kerabat Kerajaan Kutai berakhir pada tahun 1981, tempat pembuangan kayu/Log Pond pada waktu itu yaitu di wilayah Teluk Tepen sekarang menjadi RT 1.
Pada tahun 1980 mulai pembukaan Tambang batu bara (Tambang dalam terowongan) oleh PT. Kitadin juga berlokasi di Teluk Tepen yang berbatasan dengan desa Separi, bersamaan dengan masuknya program Transmigrasi yang contraktornya adalah PT. Lampiri Jaya Abadi dengan perkembangan jaman maka desa Embalut juga ikut berkembang dalam pembangunan.
Adapun silsilah kepemimpinan desa Embalut terhitung sejak tahun mulai merdeka Republik Indonesia adalah :
Tahun 1945 – 1947 dipimpin oleh Awang Orga sebagai Kepala Kampong Separi dan Embalut, dan Daud sebagai Wakil didesa Embalut
Tahun 1947 – 1952 dipimpin oleh Daud (Kepala Kampong) M.Hasnan sebagai Wakil
Tahun 1952 – 1971 dipimpin oleh M.Hasnan (Kepala Kampong) Abdullah Sani sebagai Wakil
Tahun 1972 – 1996 dipimpin oleh H.Syahrudin (Kepala Kampong) Abdullah Sani wakil, setelah dijadikan Kepala Desa sejak tahun 1982 maka dibentuklah Sekretaris Desa yaitu saudara Samiq
Tahun 1980 – 1981 dijabat oleh H. Syahran Yoyon sebagai Pj. Kepala Desa
Tahun 1996 – 1998 dijabat oleh M. Japri sebagai Pj. Kepala Desa
Tahun 1998 – 2006 dipimpin oleh H. Salmansyah sebagai Kepala Desa
Tahun 2002 – 2003 dijabat oleh H. Jerman sebagai Pj. Kepala Desa
Tahun 2006 – 2007 dijabat oleh Ardimansyah sebagai Pj. Kepala Desa
Tahun 2007 – 2012 dipimpin oleh Musmuliadi, S.Sos sebagai Kepala Desa
Tahun 2013 sampai sekarang dipimpin oleh Dr. Musmuliadi, Msi
Silsilah Kepala Desa
DAUD
Petinggi Kampoeng Periode
1947 – 1952
MUHAMMAD HASNAN
Petinggi Kampoeng Periode
1952 – 1971
H. SYAHRUDIN
Petinggi Kampoeng Periode
1972 – 1996
Nama Kepala Desa
xxxx – xxxx
Nama Kepala Desa
xxxx – xxxx
Nama Kepala Desa
xxxx – xxxx
Nama Kepala Desa
xxxx – xxxx